Sunday, August 16, 2015

5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola

5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola

Tumbuh sebagai salah satu olahraga paling populer di Indonesia, sepakbola terus melewati berbagai fase dalam kultur masyarakat Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Sepakbola muncul sebagai alat pemantik rasa nasionalisme pribumi di masa kolonial.
Terbentuknya Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) pada 1930 dianggap sebagai bagian dari keresahan yang memuncak yang menghantui klub-klub pribumi (termasuk Tionghoa) atas perlakuan diskriminatif Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), perkumpulan sepakbola Hindia Belanda.
Sebelumnya, NIVB tak menganggap sama sekali keberadaan bond (klub) pribumi, baik sebagai anggota atau pun penonton. Perhatian NIVB hanya diberikan kepada bond-bond Belanda dan anggota pemain kulit putih.
Tak heran, jika akhirnya para pesohor hebat bangsa Indonesia seperti Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka serta yang lainnya amat mencintai sepakbola dan menjadikannya alat untuk melawan kolonialisme. Para Bapak Bangsa Indonesia ini berdiri di barisan terdepan untuk mempersatukan rakyat lewat olahraga dan sepakbola.
Berikut ulasan nya yang di lansir dari indosport
1. Soekarno (Bung Karno)
5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola
Tak banyak memang informasi mengenai keterlibatan Bung Karno dengan dunia sepakbola maupun sebagai pemain sepakbola. Namun, Bung Karno diketahui menyimpan perhatian sangat besar pada dunia sepakbola tanah air.
Saat masih mengenyam pendidikan di ELS pada tahun 1911, Bung Karno dikenal sebagai bocah yang menggandrungi sepakbola. Bung Karno juga dianggap sebagai orang yang memainkan sepakbola dengan baik.
Namun, kala itu (masa kolonial), sepakbola sangat diharamkan bagi orang-orang pribumi. Orang-orang Belanda tak mau bermain bola bersama dengan orang-orang pribumi.
Tak heran, pada saat itu terdapat banyak tulisan “Verboden voor Inlanders en Houden” (Dilarang masuk untuk pribumi dan anjing) di setiap pintu lapangan sepakbola.
Akhirnya, kaum pribumi melakukan perlawanan dengan membuat klub dan kompetisi sendiri. Dan pada puncaknya terbentuk Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (sekarang PSSI) pada 1930 yang dipimpin oleh Ir Soeratin Sosrosoegondo.
Perhatian Bung Karno terhadap sepakbola terus membumbung tinggi. Setelah Indonesia merdeka, sepakbola menjadi salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk maju agar bisa mendulang prestasi di pentas internasional (dunia).
2. Mohammad Hatta (Bung Hatta)
5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola
Bung Hatta dikenal sebagai pribadi yang tak terlalu banyak menggemari sesuatu. Namun, sebagian perjalanan masa lalunya terutama saat kecil dilewati dengan menonton dan bermain sepakbola.
Bung Hatta mahir memainkan peran sebagai seorang penyerang saat bermain sepakbola. Kadang, Bung Hatta juga menempati posisi sebagai pemain bertahan namun justru tak mau bermain kasar.
Jika lawannya bermain kasar, Bung Hatta selalu berkata: “Tidak baik bermain seperti itu. Kita berolahraga untuk mencari persahabatan dan untuk kesehatan.”
Pada masa remaja, Hatta pernah bergabung dengan klub sepakbola bernama Young Fellow. Walaupun berisi sejumlah anak-anak Belanda, Hatta menunjukkan bahwa ia bisa tampil baik. Akhirnya Bung Hatta selalu terlihat menonjol dan mampu meghadirkan prestasi.
Kehebatan Bung Hatta dalam sepakbola membuatnya mendapatkan julukan ‘Onpas Seerbar’ (Sulit Diterobos) dari orang-orang Belanda. Hingga Bung Hatta mampu meraih juara di Sumatera Selatan selama 3 tahun berturut-turut
“Saya bermula bermain sepakbola di tanah lapang, dengan memakai bola biasa yang agak kecil ukurannya, bola kulit yang dipompa. Saban sore pukul 17.00, saya sudah di tanah lapang. Kalau tidak bermain sebelas lawan sebelas, kami berlatih menyepak bola dengan tepat ke dalam gawang dan belajar menembak ke gawang,” tulis Bung Hatta dalam buku ‘Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi.’
Salah satu teman Bung Hatta, Marthias Doesky Pandoe, seorang wartawan kelahiran Padang, dalam buku berjudul ‘Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman’ menjelaskan bahwa dirinya menyimpan banyak kenangan sewaktu Bung Hatta masih remaja.
Menurut Marthias, sejumlah teman Bung Hatta yang pernah ditemuinya sering bercerita bahwa Sang Proklamator itu merupakan sosok gelandang tengah yang cukup tangguh.
3. Tan Malaka
5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola
Tan Malaka lahir di Nagari Padam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Tan merupakan anak dari Rasad Chaniago (Ayah) dan Sinah Simabur (Ibu). Sejak kecil, Tan Malaka sudah sangat akrab dengan sepakbola. Tan Malaka begitu cakap saat menggiring bola kala masih belia.
Tan Malaka dikenal sebagai pribadi yang pemberani, keras dan cerdas. Tak heran, di kalangan teman-teman seusianya, Tan dikenal sebagai anak yang selalu ingin tampil lebih baik di antara yang lainnya.
Saat berusia 16 tahun, Tan Malaka melanjutkan pendidikannya ke Rijks Kweekschool di Harleem, Belanda pada 1913.Selama tinggal di Haarlem medio 1914-1916, Tan Malaka pernah bergabung menjadi anggotabond (klub) sepakbola Vlugheid Wint.
Bersama bond Vlugheid Wint, Tan Malaka dikenal sebagai penyerang yang memiliki kecepatan dan handal. Terlebih, Tan Malaka selalu tampil mengerikan saat tak memakai sepatu dan saat itulah Tan Malaka selalu membuat kiper ketar-ketir. 
4. Sutan Sjahrir
5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola
Tak seperti Bung Hatta, bagi Sutan Sjahrir, sekolah tak boleh menganggu kegilaannya terhadap sepakbola. Dalam sepakbola, Sjahrir terkenal sebagai penyerang tengah yang tangkas dan pandai.
Sejak di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa di Medan pada 1915, Sjahrir sudah terkenal sebagai penggila sepakbola. Hal ini juga dijelaskan dalam biografinya yang ditulis oleh Rudolf Mrazek.
5. MH Thamrin
5 Bapak Bangsa Indonesia Pecinta Sepakbola
Sama seperti Bung Karno, tak begitu banyak informasi yang beredar mengenai keterlibatan Muhammad Husni Thamrin dalam dunia sepakbola atau sebagai pemain sepakbola.
Thamrin yang merupakan seorang politikus Volkraad atau Dewan Rakyat, dianggap sebagai sosok yang amat mencintai sepakbola. Thamrin menjadi orang yang mendesak gemeente atau kota praja untuk menyediakan lapangan sepakbola untuk klub-klub sepakbola pribumi.
Thamrin akhirnya mengeluarkan uang sendiri sebagai hibah, yang akhirnya membuat klub pribumi di Batavia punya lapangan sendiri yakni lapangan Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ), yang pada 1932 menjadi tempat pelaksanaan Kejuaraan Nasional II PSSI.
Saat pertandingan final antara VIJ vs PSIM, Thamrin secara khusus meminta Bung Karno, yang saat itu baru saja bebas dari Penjara Sukamiskin, untuk melepaskan tendangan pertama tanda dimulainya pertandingan.

No comments:

Post a Comment

Manfaat & Peran PMS Bagi Suatu Perusahaan

Hola gan, bre, sist, nes, dan ho.. Apa kabar semuanya.. Semoga baik-baik aja ya.. To d'point aja ya gan. Tadi malam ane ngebuat trit ten...