Tuesday, September 1, 2015

Perilaku Atasan Yang (Bakal) Membuat Pegawai Terbaiknya Sekalipun Resign

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA BERMANFAAT...


Mungkin Anda sering mendengarkan keluhan atasan tentang karyawan terbaiknya mengundurkan diri atau resign.
Sang atasan tak menyadari, bahwa karyawan terbaiknya itu resign karena sikap atau ucapan darinya, bukan karena menurunnya pendapatan perusahaan ataupun persoalan gaji.

Berikut adalah sembilan hal yang dilakukan atasan dan membuat karyawan terbaiknya mengundurkan diri.

1. Tidak menghargai hasil kerja dan kontribusi pegawai
Semua orang suka dengan pujian, terlebih orang yang sudah bekerja keras dan memberikan segalanya untuk perusahaan. Seorang atasan perlu berkomunikasi dengan karyawannya untuk mencari tahu apa yang membuat mereka merasa baik (misalnya, kenaikan gaji atau pengakuan publik).
Spoiler for 



Jangan meremehkan kekuatan tepukan di punggung karyawan terbaik Anda, terutama dengan karyawan yang betipe motivasi intrinsik. Semua orang menyukai pujian, begitu juga dengan orang-orang yang bekerja keras dan memberikan semua sumber daya mereka.
Manajer perlu berkomunikasi dengan para karyawan mereka untuk mencari tahu apa yang membuat mereka merasa baik (untuk beberapa orang hal itu semisal kenaikan gaji, bagi orang lain mungkin pengakuan sosial) dan kemudian untuk menghargai mereka atas pekerjaan yang dilakukannya dengan baik. Dengan karyawan terbaik, ini akan sangat berpengaruh jika Anda melakukannya dengan benar.


2. Tidak peduli terhadap karyawannya
Menurut survey, setengah dari jumlah orang yang resign karena hubungan yang kurang harmonis dengan atasan. Perusahaan yang baik akan memastikan manajer mereka untuk bisa menerapkan antara profesionalitas dan kemanusiaan.
Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang menginginkan keberhasilan dan kemajuan karyawannya, berempati dengan karyawan yang sedang kesulitan, atau membantu mereka yang sakit. Bos yang tak pernah peduli dengan karyawan akan selalu diincar untuk dikhianati.
Spoiler for 



Lebih dari setengah dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan mereka melakukannya karena bermasalah dengan bos mereka. Perusahaan yang cerdas memastikan manajer mereka tahu bagaimana untuk menyeimbangkan peran sebagai profesional dan menjadi manusia.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan merayakan keberhasilan karyawan, berempati dengan orang-orang dimasa sulit, atau memberikan tantangan pekerjaan sesuai harapan karyawannya. Bos yang tidak peduli dan gagal akan selalu memiliki tingkat turnover tinggi. Tidak mungkin bekerja untuk orang lain jam 8 per hari namun mereka tidak terlibat secara pribadi dan tidak peduli tentang apa pun selain hasil produksi Anda.


3. Memberi banyak pekerjaan
Salah satu pemicu karyawan resign adalah atasan terlalu banyak memberi pekerjaan. Karyawan yang diberi terlalu banyak pekerjaan atau lembur justru merasa seperti mendapatkan hukuman dari atasannya. Memberikan terlalu banyak pekerjaan pada karyawan pada akhirnya justru membuat karyawan menjadi kontraproduktif.
Sebuah penelitian terbaru dari Stanford menunjukkan bahwa produktivitas per jam pekerja akan menurun bila ia bekerja melebihi 50 jam per minggu dan akan menurun drastis jika melebihi 55 jam kerja per minggu.
Kenaikan gaji juga merupakan stimulus yang dapat meningkatkan kualitas kerja karyawan.
Spoiler for 



Tidak ada yang meresahkan bagi karyawan yang baik untuk keluar kecuali karena disuruh kerja-kerja lembur atasannya. Para manajer sering jatuh ke dalam perangkap ini. Bagi karyawan yang baik kerja lembur adalah membingungkan; itu membuat mereka merasa seolah-olah sedang dihukum karena performa yang harus hebat (dalam kalimat lain berarti kerja mereka dianggap tidak bagus). Lembur karyawan juga kontraproduktif.
Penelitian baru dari Stanford menunjukkan bahwa produktivitas per jam menurun tajam ketika kerja per pekan melebihi 50 jam, dan produktivitas menurun begitu banyak setelah 55 jam. Artinya Anda tidak mendapatkan apa-apa dari bekerja lebih.
Jika Anda harus meningkatkan bobot pekerjaan karyawan berbakat Anda Anda lebih baik meningkatkan level mereka juga (promosi). Karyawan berbakat akan mengambil beban kerja yang lebih besar, tetapi mereka tidak akan betah jika karir mereka berhenti. Kenaikan gaji, promosi, job enlargment, atau job enrichment adalah cara-cara yang dapat diterima untuk meningkatkan beban kerja.
Jika Anda hanya meningkatkan beban kerja karena orang terbaik, tanpa mengubah sesuatu, mereka akan mencari pekerjaan lain yang memberi mereka apa yang mereka harapkan.


4. Tidak menghormati komitmen
Ketika atasan tidak menghormati komitmen seperti janji manis kenaikan gaji atau kenaikan jabatan, maka tak lama lagi mereka akan ditinggal pegawainya pergi. Para pegawai melihat atasannya sebagai orang yang bisa dipercaya dan memegang janji. Tapi, ketika janji itu tak dipenuhi, seorang atasan tidak akan dihargai dan tidak dihormati.
Spoiler for 



Membuat janji itu seperti Anda meniti jembatan tipis yang terletak di antara : membuat mereka sangat bahagia atau menonton mereka berjalan keluar pintu perusahaan selamanya. Ketika Anda menjunjung tinggi komitmen, di mata karyawan Anda membuktikan diri untuk dapat dipercaya dan dihormati (dua kualitas yang sangat penting harus ada dalam diri bos). Tetapi ketika Anda mengabaikan komitmen Anda, Anda tampil sebagai munafik, tidak peduli, dan merendahkan karyawan Anda.
Jika bos tidak menghormati komitmennya, mengapa karyawan harus menghormati komitmennya pada perusahaan (baca : bos-nya)?


5. Merekrut dan mempromosikan orang yang salah
Karyawan yang bekerja keras ingin bekerja dengan profesional dan menggunakan hati. Namun, ketika atasan tidak bisa merekrut orang yang tepat dan baik, maka ia hanya akan menciptakan kondisi kerja yang penuh kecemburuan.
Salah mempromosikan orang pun sama buruknya dengan salah merekrut pegawai. Ketika Anda bekerja keras demi mencari sebuah promosi, namun promosi itu justru diberikan kepada orang lain yang hanya memintanya tanpa bekerja keras, itu adalah alasan yang tepat untuk Anda meninggalkan perusahaan itu.
Spoiler for 



Bagi karyawan pekerja keras, mereka ingin bekerja dengan profesional sepenuh hati. Namun ketika manajernya mempekerjakan orang yang berkinerja tidak baik, itu adalah demotivator utama bagi mereka karena akan merasa terjebak bekerja bersama mereka yang tidak baik.
Mempromosikan orang yang salah bahkan lebih buruk. Ketika Anda memberikan promosi kepada seseorang yang berkinerja tidak baik, itu adalah penghinaan besar. Tidak heran itu membuat orang-orang baik pergi.


6. Tidak membiarkan pegawainya mengejar passion
Karyawan yang berbakat memiliki passion atau kesukaan. Mengikuti apa yang karyawan sukai akan membuat hasil pekerjaan lebih baik dan memuaskan. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang mengikuti passion mereka dalam pekerjaan akan membuat mereka lebih produktif.
Spoiler for 



Karyawan berbakat sangat bergairah terhadap kerjaan mereka. Memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengejar gairah (passion) mereka akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja mereka. Tapi banyak manajer ingin orang untuk bekerja dalam sebuah kotak kecil. Para manajer ini takut bahwa atasannya akan menilai produktivitasnya menurun jika mereka membiarkan karyawannya memperluas fokus mereka dan mengejar gairah mereka. Para manajer yang tidak percaya diri ini akan membunuh gairah (passion) karyawan terbaiknya.
Ketakutan ini tidak berdasar. Studi menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu untuk mengejar gairah mereka di pekerjaan, euforia pikiran mereka yang 5x lebih produktif dari normal.



7. Gagal mengembangkan keahlian pegawainya
Atasan yang baik dapat mengelola bakat atau talenta karyawannya. Bila Anda seorang atasan dan memiliki karyawan yang berbakat, gali terus potensinya untuk mencari atau mengembangkan bakatnya yang bisa menguntungkan perusahaan. Tugas atasan adalah memotivasi karyawannya.
Spoiler for 



Ketika manajer ditanya tentang kurangnya perhatian mereka kepada karyawan, mereka mencoba untuk berdalih dengan diri mereka sendiri, menggunakan kata-kata seperti “kepercayaan,” “otonomi,” dan “pemberdayaan.” Ini adalah omong kosong. Manajer yang baik mengelola, tidak peduli seberapa berbakat karyawannya. Mereka memperhatikan dan terus mendengarkan dan memberikan umpan balik.
Bila Anda memiliki karyawan yang berbakat, Anda harus terus mencari di bidang apa mereka dapat meningkatkan keahlian mereka. Karyawan paling berbakat ingin umpan balik lebih banya dari yang kurang berbakat, dan itu tugas Anda untuk tetap melakukannya. Jika Anda tidak melakukannya, orang-orang terbaik akan bosan dan merasa karir mentok. Ini sangat bahaya!


8. Gagal terlibat dalam kreativitas karyawan
Karyawan yang berbakat selalu mencari hal baru untuk berkreativitas. Jika atasan tidak melihat atau mengijinkan karyawan mengembangkan talentanya karena terpaku pada aturan kuno, ini akan membuat karyawan membenci pekerjaannya.
Spoiler for 



Karyawan paling berbakat berusaha untuk memperbaiki segala sesuatu yang mereka kerjakan. Jika Anda hanya nyaman dengan status quo, ini akan membuat mereka membenci pekerjaan mereka. Membatasi kreativitas karyawan ini tidak hanya membuat mereka merasa terpenjara, namun itu juga sebenarnya memenjarakan diri Anda sendiri.



9. Gagal memberi tantangan untuk karyawan
Bos yang hebat menantang karyawannya untuk melakukan hal yang mungkin sulit bagi mereka. Atasan mencoba agar karyawannya keluar dari zona nyaman yang mungkin justru bisa membuatnya bersinar. Jika karyawan merasa pekerjaannya itu-itu saja, mereka akan lebih cepat bosan.
Spoiler for 


Manajer menantang karyawan mereka untuk mencapai hal-hal yang tampaknya tak terbayangkan pada awalnya. Mereka menetapkan tujuan mulia yang mendorong orang keluar dari zona kenyamanan mereka.
Kemudian, manajer yang baik juga melakukan segalanya untuk membantu karyawan mereka berhasil. Ketika orang-orang berbakat dan cerdas menemukan diri mereka melakukan hal-hal yang terlalu mudah atau membosankan, mereka mencari pekerjaan lain yang akan menantang adrenalin mereka.


Jika atasan ingin orang-orang terbaiknya tetap tinggal, mereka perlu berpikir lagi tentang bagaimana mereka memperlakukan pegawainya. Anda sebagai atasan harus membuat kayawan ingin merasa senang dan puas bekerja dengan Anda. 

BUAT YANG SETUJU MOHON RATE-NYA YACH...  
DAN,,, KALO MAU SUKSES,,, COBA BACA INI JUGA =
 
Tips Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja

TAMBAHAN PENTING:
Quote:Ane mohon kepada yang punya atasan/pimpinan seperti yang ane sebutkan di atas, jangan sampe setelah membaca thread ini langsung memutuskan untuk resign,,,
Tolong pikirkan lagi baik2,,, klo bisa diskusikan dulu dengan atasan tsb, dgn teman, dgn keluarga atau dgn orang2 terkait mengenai apa yg menjadi permasalahannya,,,
Kecuali klo agan udah punya "batu loncatan" lain yang lebih baik...
Dan satu lagi:
Ane gak bertanggung jawab dgn akibat dr agan2 yg dgn frontal nge-share thread ini langsung kepada atasan krn mungkin akan membuat mereka tersinggung,,, tp ane berdo'a smoga hasilnya menjadi baik...
INGAT... JANGAN GUNAKAN EMOSI SESAAT YANG BISA MEMBUAT AGAN MENYESAL SELAMANYA...

Quote:Original Posted By refer15 
kalo ga ane baca spoiler tambahan, mgkn ane udah mau resign  

kadang gitu sh gan,pas ada kurang dikita, lgsung di skak. pas bgusnya biasa aja.
jujur ane pun ga munafik, kan dikit banyaknya mau jg dipuji, tp bukan berarti ane gila pujian 

ada jg tuh, pas si bos salah, tp kan ga mungkin ane skak  yg ada ntar malah senjata makan tuan 

btw nice share gan, ternyata bukan ane aja yg ngerasain spt yg agan bilang, walopun ane ga bagus2 amat sih kerjanya  

COMMENT POSITIF DARI SEORANG ATASAN:
Quote:Original Posted By awihwang2 
Terima kasih threadnya gan.. 

Saya sebenarnya sudah berusaha melakukan beberapa point di atas, tapi mungkin belum maksimal. Setelah membaca thread agan, saya menjadi lebih mengerti apa keinginan karyawan saya..

Terima kasih..

Aamiin,,, Semoga tambah sukses gan...


Sumur

No comments:

Post a Comment

Manfaat & Peran PMS Bagi Suatu Perusahaan

Hola gan, bre, sist, nes, dan ho.. Apa kabar semuanya.. Semoga baik-baik aja ya.. To d'point aja ya gan. Tadi malam ane ngebuat trit ten...