Sunday, March 31, 2013

7 Amalan Yang Pahalanya MENGALIR TERUS Meski Pelakunya Telah Wafat.



Kalau ada mahasiswa yang mau KKN, bagus juga kalau bisa merancang program, sambil melirik hadits ini.. :)

(1) Pengajian Rutin untuk Warga
(2) Irigasi Memanfaatkan Pontensi Sungai untuk kesejahteraan masyarakat
(3) Penggalian Sumur pada lokasi-lokasi strategis
(4) Reboisasi dan Penanaman Tumbuh-tumbuhan Bermanfaat
(5) Pembangunan/Perbaikan Masjid dan Infrastrukturnya
(6) Bakti Sosial Akbar Berupa Mushaf Al Qur'an
(7) Pendidikan Anak-anak SD dan TPA dengan pendidikan berbasis agama

***
7 Amalan Yang Pahalanya Terus Mengalir Meski Pelakunya Telah Wafat
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال سبع يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته :من علّم علما, أو أجرى نهرا , أو حفر بئرا , أو غرس نخلا , أو بنى مسجدا , أو ورث مصحفا , أو ترك ولدا يستغفر له بعد موته » [رواه البزار في مسنده حسنه الألباني رحمه الله في صحيح الجامع برقم :3596.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallalllahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tujuh amalan yang pahalanya mengalir bagi seorang hamba meski dia telah dimakamkan di kuburan. 1. Mengajarkan ilmu. 2. Mengalirkan sungai. 3. Menggali sumur. 4. Menanam pohon kurma. 5. Membangun masjid. 6. Mewariskan (mewakafkan mushhaf al Qur’an). 7. Meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya setelah ia wafat.
HR. Al Bazzar dalam musnadnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no : 3596.
Marilah kita pelajari 7 amalan tersebut, lalu kita amalkan agar kita meraih pahala terus menerus hingga meskipun kita telah wafat dan dikubur di pemakaman.
Pertama : Mengajarkan ilmu.
Kalau Allah menyebut ilmu dalam Al Qur’an, maka yang dimaksud adalah ilmu agama. Misalnya :Firman Allah yang artinya, “Allah mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberap derajat”. QS. Al Mujadilah : 11
Begitu pula bila Rasulallah menyebutkan ilmu, maka yang dimaksud adalah ilmu agama. Misalnya, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”
Dan tentunya setiap orang yang mau mengajarkan suatu ilmu, dia mesti belajar terlebih dahulu. Sebagaimana Sabda Rasulullah yang artinya, Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.
Maka ilmu yang paling utama adalah agama yang berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits. Hingga Rasulallah bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan fahamkan dia tentang agamanya”.
Karena dengan ilmu agama, kita jadi mengetahui siapa yang kita ibadahi dan bagaimana cara kita beribadah kepada-Nya.
Dengan ilmu agama, kita mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, mana jalan yang mengantarkan ke surga dan mana jalan yang mengantarkan ke neraka.
Maka mengajarkan ilmu itu sangat besar pahalanya, bahkan pahala tersebut terus mengalir meski orangnya telah meninggal dunia, meskipun yang kita ajarkan dianggap remeh, misal mengajar iqra’ dan semisalnya dan meskipun kita hanya mengajar kepada satu dua orang, dan walaupun kita hanya mengajar anak-istri kita sendiri.
Rasulallah bersabda, “Sampaikanlah (ilmu) dariku walau Cuma satu ayat”.
Dan termasuk kategori mengajarkan ilmu adalah menyebarkan ilmu melalui majalah, radio, pengajian, buku dan lain sebagainya.
Kedua : Mengalirkan sungai
Maksudnya adalah membuat aliran air dari sumber mata air atau dari sungai agar sampai ke tempat perkampungan atau ke lahan pertanian, perikanan maupun peternakan.
Maka pihak yang berperan dalam tersalurnya air untuk kebutuhan kaum muslimin, baik dalam bentuk air bersih untuk konsumsi manusia maupun air untuk keperluan pertanian, perikanan dan lainnya, maka pahalanya akan mengalir terus sesuai dengan mengalirnya air tersebut walaupun dia telah wafat.
Ketiga : Menggali sumur
Air sangat penting bagi kehidupan semua makhluk, manusia, hewan dan tetumbuhan tidak bisa hidup tanpa air. Karena itu, upaya memberi air kepada pihak lain, hingga kepada hewan sekalipu dalam islam sangat dihargai. Bahkan seorang muslim bisa terus mendapatkan pahala walau dia telah wafat bila air tersebut masih bermanfaat. Renungkanlah kisah berikut ini.
“Dahulu ada seorang laki-laki yang sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Pada setiap hati yang basah terhadap pahala.” Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Apalagi kalau kita membuat sumur yang airnya bermanfaat bagi manusia yang beriman, tentu pahalanya lebih besar lagi.
Keempat : Menanam pohon kurma.
Walau disini disebutkan pohon kurma, namun ini bukan pembatasan pada pohon kurma saja, yang penting pohon yang bermanfaat. Disebutkan pohon kurma, karena itu sebaik-baik dan seutama-utama pohon.
Menanam pohon dalam islam sangat dianjurkan diantara hadits yang berkaitan dengan hal ini adalah :
عن جابر رضي الله عنه قال : قال رسول صلى الله عليه وسلم : ( ما من مسلم يغرس غرساً إلا كان ما أكل منه له صدقة ، وما سرق منه له صدقة ، ولا يرزؤه أحد إلا كان له صدقة ) . )رواه مسلم(148(
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulallah bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan (oleh apa saja) darinya maka itu baginya adalah shadaqah, dan apa yang dicuri darinya adalah shadaqah, dan yang berkurang (karena sebab apapun) adalah shadaqah”. HR. Muslim 148.
Ini sebagai hiburan yang menanam apa saja yang bermanfaat. Bukan berarti mereka tidak perlu menjaga dan merawat tanamannya, Syaikh Al Utsaimin menjelaskan, bahwa seseorang tetap harus merawatnya, menjaganya dan bila ada pencuri tetap harus ditangkap.
Ini sebagai dalil bahwa hal-hal yang dimanfaatkan oleh apa saja, manusia ataupun yang lain, maka pemiliknya mendapatkan pahala shadaqah meskipu dia tidak berniat shadaqah. Apalagi kalau ia berniat shadaqah, maka pahalanya besar.
Kelima : Membangun Masjid
Masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, sebagai syiar islam yang paling agung. Sebagai tempat ditunaikannnya berbagai macam ibadah dan tempat berkumpulnya kaum muslimin secara rutin. Maka barangsiapa yang berperanserta dalam pembangunannya dengan harta yang halal dengan niat ikhlas maka pahalanya mengalir, selagi masjid tersebut masih dipakai beribadah.
من بنى مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة » متفق عليه .
“Barangsiapa yang membangun masjid dalam rangka mencari wajah Allah maka Allah akan membangun rumah baginya di dalam surga”.
Keenam : Mewariskan (mewakafkan mushhaf al Qur’an).
Membaca, mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an memiliki keutamaan tersendiri. Bila membaca satu huruf saja diberi pahala 10 kebaikan, maka membantu menyediakan Al Qur’an juga berpahala sangat besar, bahkan mengalir terus selagi Al Qur’an tersebut masih dibaca dan dipelajari serta diamalkan isinya.
Ketujuh : Meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya setelah ia wafat.
Mendidik anak hingga menjadi anak yang shalih, yang bisa berdoa dan memohonkan ampunan untuk orang tuanya adalah kewajiban orang tua itu sendiri. Mendidik dan mengajar tentang kewajibannya sebagai manusia adalah kewajiban yang bila menghasilkan anak yang shalih, maka dia akan mendapat aliran pahala. Maka utamakanlah dan nomersatukanlah pendidikan agama yang benar hingga penerapannya bagi anak-anak kita, agar kita tidak menjadi sebab rusak dan sesatnya anak-anak kita.

AMALAN MANA YANG SUDAH KITA KERJAKAN?

No comments:

Post a Comment

Manfaat & Peran PMS Bagi Suatu Perusahaan

Hola gan, bre, sist, nes, dan ho.. Apa kabar semuanya.. Semoga baik-baik aja ya.. To d'point aja ya gan. Tadi malam ane ngebuat trit ten...