Monday, October 28, 2013

Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia, Ciyus Mie Apa? (Edisi Sumpah Pemuda)

HARUS diakui dalam era globalisasi ini bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin jarang dipakai, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa :hammer

Seiring perkembangan zaman, munculah modifikasi gaya bahasa menjadi bahasa gaul. Hal ini dipengaruhi pula oleh  semakin berkembangnya teknologi, terutama perkembangan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter; belum lagi pengaruh televisi yang semakin tidak mendidik. 
Salah satu poin  dari Sumpah Pemuda berbunyi, “Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Artinya, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi maupun bahasa pergaulan masyarakat sehari-hari. Namun yang terjadi saat ini, hanya dalam pidato kenegaraan ataupun di surat-surat kabarlah bahasa Indonesia dipergunakan. :hammer


Sebenarnya tidak masalah  jika dalam obrolan masyarakat mengunakan bahasa daerah sesuai asal mereka. Hal ini justru dapat menjaga kearifan local dari masing-masing daerah. Ironisnya, bahasa-bahasa gaul yang tidak jelas seperti “Ciyus miapah” malah membumi sampai ke pelosok-pelosok desa. “Ciyus miapah” itu sendiri bermakna, “Serius, demi apa?”Sebelumnya, pemuda-pemuda Indonesia juga gemar mengumbar kata “Cemugudhhhh!”, yang berarti “Semangat!”, dalam berinteraksi.      :najis


Belum lagi persoalan masuknya bahasa asing yang mulai menggusur bahasa Indonesia. Sampai-sampai masyarakat pedesaan yang biasa menggunakan bahasa asli mereka pun terpengaruh. Misalnya penggunaan kata “Maaf” kini tergusur dengan “Sorry”. Memang tidak ada salahnya kita belajar bahasa asing, namun sungguh menjadi mengkhawatirkan ketika bahasa Indonesia dan bahasa daerah tidak bisa menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri; ia mesti tergusur dengan hadirnya pemuda-pemuda alay.      :najis

Fenomena hadirnya bahasa alay disertai dengan hadirnya bahasa asing menyisakan sebuah kesan bahwa bangsa ini sedang telanjang. Orang lebih bangga memakai produk-produk luar negeri, berbicara dalam bahasa asing serta lebih membumikan bahasa-bahasa alay ketimbang melestrikan bahasa ibu sendiri. Jika sudah begitu, maka ke mana jati diri negeri ini yang katanya kaya akan bahasa? Kenyataannya, kita malah mengadopsi bahasa-bahasa alay dan asing sebagai alat komunikasi dalam pergaulan. Seyogianya kita menaruh perhatian lebih pada fenomena ini. Sebab, apabila dibiarkan akan berdampak pada identitas bangsa ini. Jika terus dibiarkan, maka gaya hidup yang didasari nilai-nilai luhur akan berubah dan cenderung mengarah ke gaya hidup pragmatis, hedonis dan individual. :kiss

Saran TS mari kita gunakan bahasa yang baik dan benar ,, gunakan EYD (Ejaan Yang di Mengerti) Jangan Gunakan Bahasa Alay  :najis Karna Bahasa Juga Mencerminkan pribadi kita juga :kiss

Wassalam :kiss


No comments:

Post a Comment

Manfaat & Peran PMS Bagi Suatu Perusahaan

Hola gan, bre, sist, nes, dan ho.. Apa kabar semuanya.. Semoga baik-baik aja ya.. To d'point aja ya gan. Tadi malam ane ngebuat trit ten...