Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dalam sebuah diskusi dengan para
sahabat kami sempat membahas tentang topik konspirasi global, dimana
saat ini “budaya Islami” semakin lemah, seakan-akan tidak berdaya
melawan arus budaya yang berseberangan dengan akidah.
Namun
perlu ditegaskan dahulu bahwa “budaya islami” bukan budaya Arab, tetapi
sebuah budaya yang berlandaskan perilaku islami, yang mengedepankan
perilaku damai,
cerdas, jujur,
progresif, mencerahkan, memberdayakan dari kegelapan menuju cahaya
hidayah, sukses dunia akhirat dan bersifat universal.
Dalam
diskusi non formal tersebut dinyatakan akidah Islam diserang dari
berbagai arah, salah satu sahabat menggunakan istilah 7F yaitu dari
mulai fashion, food,
film, free thingking, fun,
free sex,
dan friction. Sebenarnya menurut saya agak memaksa di ‘F’ kan, tapi
sebagai topik diskusi cukup menarik. Saya coba sharing point F tersebut
kurang lebih seperti ini ;
1. Fashion; konsepnya bukan fashion
yang tidak menutup aurat saja, bahkan cara berpakaian yang sengaja
mengumbar nafsu yang dijadikan trend masa kini.
2. Food;
bagaimana konsep halal dan thoyyib mulai diganggu, dari mulai daging
oplosan, baso dicampur dengan daging babi, campuran bahan kimia
berbahaya, juga yang mengandung narkoba.
3. Film; sebagai panglimanya film-film telah menyebarkan pola pikir
frame of thingking yang jauh dari akidah dan syari’at islam. Ini menimbulkan penyakit 'wahn' yaitu
cinta dunia dan takut mati.
4.
Free thingking;
menjauhkan seluruh bentuk pola pikir ketuhanan, mendewakan logika,
memerangi pemikiran berbasis agama (diin) dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Fun, berbagai kesenangan yang melalaikan, termasuk sarana dan prasarananya.
6.
Free sex; exploitasi dan
industry
sex, mewajarkan sex di kalangan remaja seperti budaya “kumpul kebo”,
melegalkan sex dengan pembagian kondom gratis di kalangan remaja dan
sebagainya.
7.
Friction;
melakukan tindakan yang menyulutkan perpecahan di kalangan ummat islam.
Seperti menyebarkan pemahaman yang salah, mendukung aliran sesat dan
sebagainya.
Dengan munculnya masalah-masalah tersebut maka kami
mencoba mencari solusi dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan dakwah.
Yang menarik adalah munculnya bahasan Al Wala’ wal Bara’. Apakah Al
wala’ wal Bara’ itu?.
Aqidah Al Wala’ wal Bara’ adalah penyesuaian
diri seorang hamba terhadap apa yang dicintai dan diridhoi Allah, serta
apa yg dibenci dan dimurkai Allah.
Wala' adalah kata mashdar dari
fi'il "waliya" yang artinya dekat. Yang dimaksud dengan wala' di sini
adalah dekat kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka, membantu dan
menolong mereka atas musuh-musuh mereka dan bertempat tinggal bersama
mereka.
Sedangkan Bara' adalah mashdar dari “bara'ah” yang
berarti memutus atau memotong. Maksudnya di sini ialah memutus hubungan
atau ikatan hati dengan orang-orang kafir, sehingga tidak lagi mencintai
mereka, membantu dan menolong mereka serta tidak tinggal bersama
mereka.
Para ulama menggunakan dua kata ini, Al Wala’ wal Bara’,
dalam masalah akidah atau keyakinan. Hal ini didasarkan pada dalil-dalil
Al-Qur’an dan As Sunnah.
Semua dalil, baik dalam Al Qur’an
maupun As Sunnah, memaknai kata Al Wala’ dengan kecintaan dan
pertolongan atau sikap loyal/setia. Sebagaimana ayat; “Sesungguhnya
penolong kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman,
yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada
Allah). Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman menjadi penolongnya, sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah
yang pasti menang.” (QS. Al Maidah : 55-56)
“Demi Dzat yang
jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai.
Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalau kalian lakukan
niscaya kalian akan saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara
kalian.” (HR. Muslim)
Adapun Al Bara’ adalah kebalikan dari
keduanya. Dengan demikian, Al Wala’ secara istilah adalah kecintaan dan
sikap loyal kepada Allah SWT, Rasul-Nya, Dinul Islam, dan para
pemeluknya dari kalangan kaum muslimin. Al Bara’ adalah membenci segala
sesuatu yang ditaati selain Allah SWT, membenci musuh-musuh Allah, yaitu
kekafiran berikut seluruh ajarannya, dan membenci para pemeluknya serta
menampakkan permusuhan kepada semua musuh-musuh Allah tersebut.
“Sesungguhnya
cabang keimanan yang paling pokok adalah kamu mencintai sesuatu karena
Allah SWT dan membenci juga karena Allah SWT.” (HR. Ahmad)
Inilah
makna Al Wala’ wal Bara’ dalam Islam. Ia merupakan akidah atau keyakinan
dalam hati, yang harus tampak wujudnya melalui perbuatan yang
dilakukan.
Apabila semakin menguat wujud akidah ini dalam hati,
semakin bertambah pula bukti yang menunjukkan hal tersebut pada
perbuatan seorang hamba. Sebaliknya, jika akidah ini melemah, akan
berkurang pula bukti keberadaannya pada perbuatan seorang hamba.
Selanjutnya,
jika akidah ini hilang sama sekali dari hati, hilanglah keimanan secara
keseluruhan. Tidak akan tampak wujud keimanan pada perilaku.
Dengan
demikian, kecintaan, pertolongan, dan sikap loyal yang merupakan makna
Al Wala’, serta kebencian dan pemusuhan yang merupakan makna dari Al
Bara’, sangat berkaitan dengan hati. “Sudah, sudah..”, sanggah salah
satu dari kami.
Dalam diskusi yang semakin larut dan sudah masuk
ke dalam sepertiga malam itu, “Mari kita akhiri dengan tahajud
berjama’ah..”. maka kami semua mengantri mengambil wudhu dan dalam do’a
setelah tahajud kami panjatkan agar Allah selalu membimbing kita semua,
agar kita dapat melaksanakan secara istiqamah ketaqwa’an kepada Allah
SWT, dengan melakukan keseharian kita berlandaskan motto “Mencintai apa
yang Allah cintai dan membenci apa yang Allah benci”. Aamiin Ya Rabb.